Dalam rangkaian kegiatan sehari-hari, kita pasti berjumpa dengan orang lain. Baik itu orang yang kita kenal seperti teman, sabahat, ataupun orang yang belum kita kenal. Ketika kita berinteraksi dengan banyak orang, tentu kita juga dapat melihat seperti apa kepribadian orang-orang yang kita jumpai. Kita akan senang jika melihat orang yang memiliki kepriibadian yang baik dan sebaliknya kita juga merasa kurang senang jika melihat orang yang memiliki kepribadian kurang baik.
Dalam hal
ini tentunya terdapat salah satu sikapyang membuat orang itu memiliki kepribadian
yang baik atau tidak. Salah satunya adalah kebijaksanaan atau sikap bijaksana,
semakin baik kepribadian yang dimilikinya maka tentunya semakin besar juga sikap kebijaksanaanya.
Sesungguhnya
kebijaksanaan merupakan anugerah istimewa dari Tuhan. Kebijaksanaan menjadi
dasar atau tiang kehidupan yang utama dalam membentuk kepribadian yang bernilai
sangat tinggi dan semakin baik.
Robert J,
Sternberg yang merupakan seorang psikolog juga mengusulkan teori kebijaksanaan yang
melibatkan tiga komponen diantaranya: kecerdasan analitis (analitic
intelligence), kecerdasan kreatif (creative intelligence), dan kecerdasan
praktis (practical intelligence). Bagi Sternberg, kebijaksanaan merupakan
kemampuan individu untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan ini dalam
kehidupan sehari-hari untuk mencapai tujuan yang bermakna. Pada dasarmya
kebijaksanaan tentu melibatkan kemampuan untuk memahami, menerapkan
pengetahuan, dan mengambil keputusan yang baik dan bijak dalam berbagai konteks
kehidupan.
Sejak
manusia berpikir, kebijaksanaan memiliki peran utama dalam meningkatkan sikap
individu. Dengan kebijaksanaan, ilmu pengetahuan dapat diterima dengan mudah
dan sikap baik lainnya juga dapat dilakukan. Apabila kebijaksanaan tidak ada
dalam diri kita, maka pandangan akan tumpul serta menyempit dan juga pendirian
kita akan sangat mudah tergoyahkan oleh hal-hal sepele.
Seorang
yang bijaksana akan terbuka dengan sudut pandang lain dan menerima perbedaan
(toleransi) yang ada tanpa perlu mengorbankan pendirian dan keyakinan diri
sendiri. Perlu digaris bawahi, sesungguhnya yang merusak kebijaksanaan adalah
sifat kasar, sombong, pemarah, angkuh, iri, dengki, benci, acuh tak acuh, tidak
menghargai orang lain, dan merasa paling benar.
Seorang
hakim yang adil tentu saja memiliki kebijaksanaan yang tinggi, sebab dalam
memutuskan sebuah perkara, seorang hakim yang bijaksana tidak akan goyah dengan
tawaran apapun untuk membebaskan seuatu perkara. Kebijaksanaan mejaga seseorang
dari ketidakadilan dan mencegah diri melakukan perbuatan yang merugikan.
Kebijaksanaan juga akan membawa kita kepada keselamatan dalam melakukan
berbagai kegiatan.
Menerapkan sikap bijaksana dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Yuk lihat beberapa cara mudah untuk menerapkan sikap bijaksana dikehidupan sehari-hari kita;
1. Mencari informasi: sebelum mengambil keputusan, usahakan untuk mengumpulkan informasi yang relevan. Perluas juga pemahaman anda tentang situasi, pertimbangan dari berbagai sudut pandang, dan cari fakta yang dapat mendukung pengambilan keputusan yang bijaksana.
2. Berpikir jangka panjang: ketika menghadapi keputusan atau situasi sulit, pertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari tindakan yang akan diambil. Evaluasi terlebih dahulu dampak jangka panjang pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar sebelum membuat keputusan.
3. Berpikiri kritis: kebijaksanaan melibatkan kemampuan untuk berpikir secara kritis dan objektif. Tinjau argumen dan pendapat dengan hati-hati, dan jangan terjebak dalam prasangka atau emosi yang mempengaruhi keputusan anda.
4. Mengendalikan emosi: dalam situasi yang menantang, upayakan untuk mengendalikan emosi anda. Bijaksanalah dalam bereaksi terhadap keadaan dengan tenang dan terkendali. Hindari pengambilan keputusan berdasarkan emosi yang dapat merugikan diri sendiri ataupun orang lain.
5. Mendengarkan dengan empati: ketika berinteraksi dengan orang lain, praktekan keterampilan mendengarkan dengan empati. Berusaha memahami perspektif dan perasaan orang lain sebelum merespon dan mengambil tindakan. Hal ini akan membantu dalam membangun hubungan yang sehat serta menghindari konflik yang tidak perlu.
6. Belajar dari pengalaman: evaluasi pengalaman dan keputusan masa lalu anda. Indenntifkasi apa yang berhasil dan apa yang tidak, gunakan wawasan tersebut untuk untuk membuat keputusan yang lebih baik di masa depan. Teruslah belajar dan berkembang untuk meningkatkan kebijaksanaan Anda.
7. Menghormati nilai dan etika: pertimbangkan nilai-nilai dan etika pribadi Anda dalam pengambilan keputusan yang paling baik. Pertahankan integritas anda dan bertindak sesuai pinsip-prinsip yang Anda yakini.
8. Menerima keterbatasan: bijaksanalah dalam mengakui bahwa tidak ada yang sempurna dan sadar bahwa kita semua memiliki keterbatasan. Tidak ragu untuk mencari saran atau bantuan dari orang lain ketika diperlukan. Juga, belajarlah untuk memaafkan kesalahan, termasuk kesalahan diri sendiri.
Satu lagi nih yang jarang orang tahu, menerapkan sikap bijaksana juga membutuhkan latihan dan kesadaran yang terus menerus loh. Dengan praktek dan kesediaan untuk belajar, anda dapat mengembangkan kebijaksanaan yang lebih besar dalam menghadapi situasi dalam kehidupan sehari-hari.
Yuk sobat, sebelum terlambat, ada baiknya kita evaluasi pengalaman yang pernah terjadi dalam hidup kita, dan segeralah perbaiki hal negatif yang ada pada diri kita secara perlahan, agar menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat di masa yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar