Kamis, 25 Mei 2023

HAL BURUK DALAM DIRI INDIVIDU

 


Pada suatu kejadian sering kali kita membenci seseorang, secara tidak sadar, kita tidak memperdulikan kesalahan atau kekurangan yang ada pada diri kita. Alhasil, saat terjadi perselisihan, kita hanya fokus pada kesalahan orang lain tanpa memandang kesalahan diri kita sendiri. Kita memandang seolah orang di depan kita tak pernah melakukan hal baik. Begitulah sifat manusia.

Contoh sederhana yang sering terjadi secara umum misalnya, kita terkadang menyalahkan atau membenci seseorang yang mengkritik atau memberi masukan atas kesalahan atau kekurangan kita, seperti kita terlalu ceroboh, teleldor, terburu-buru, egois, tergoda nafsu, suka bertindak semaunya, tidak mengindahkan orang lain, berkata kasar/kotor, kurang menjaga kesopanan, dan sebagainya yang tidak pernah kita sadari.

Kebanyakan dari kita menganggap orang itu keterlaluan karena menilai buruk diri kita. Tidak jarang pula, kita sampai berani memarahi atau membalasnya dengan keburukan yang lebih parah. Kritikan menjadi ucapan atau perkataan yang menyakitkan bagi telinga kita.

Lalu mengapa bisa demikian? Pada dasarnya manusia merupakan makhluk yang mudah terlena akan pujian, tetapi tidak kuat ketika mendengar kritikan. Menjadi sempurna adalah patokan utama sifat manusia. Tentunya, kita tidak ingin terlihat cacat atau buruk di mata orang lain. Kita pasti akan menunjukan keunggulan kita. Hal ini sangat wajar terjadi. Namun, perlu kita sadari, bahwa kesalahan bukan sepenuhnya dari orang lain. Terkadang kita juga melakukan kesalahan, tetapi kita tidak menyadarinya.

Mengunggulkan diri sebenarnya memang perlu, tetapi harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Jika kita ingin menarik hati lawan jenis atau menarik klien dalam berbisnis. Tentu kita akan memberikan apa yang menjadi keunggulan kita. Namun, kita harus ingat bahwa sebagai manusia tentu kita bisa saja membuat kesalahan. Jadi, jika ada kritikan dari orang lain, baik kritikan halus yang disertai solusi maupun kritik pedas atau nyinyir, kita juga harus tetap mempertimbangkannya.

Suatu kritik biasanya menunjukan kepada kita akan sesuatu yang kurang tepat dalam cara kita bersikap. Kritikan tercipta bukan untuk melemahkan kepribadian seseorang, melainkan untuk memperbaiki kesalahan dan meningkatkan kepribadian baik individu itu sendiri. Seseorang dengan kepribadian baik tidak akan menganggap kritikan sebagai sebuah cekaan atau hinaan, tetapi ia akan menjadikannya batu loncatan dalam memperbaiki kualitas dirinya.

Sebagai manusia, tentunya kita dapat membedakan antara kritikan dengan hinaan (fitnah). Tidak salah bila kita harus terus introspeksi diri terhadap apa yang telah kita perbuat. Seseorang dengan keburukan selamanya tidak akan berkembang, tetapi seseorang dengan kebaikannya tentu akan disegani dan dihargai oleh sesamanya.

Memang, ada kalanya kita bersikap masa bodoh terhadap omongan orang lain, tetapi ingatlah, kesalahan kecil apapun yang kita lakukan tetap mempunyai dampak dimata orang lain baik itu besar atau kecil. Selalu bersikap sebaik mungkin dan terus memperbaiki diri adalah proritas utama untuk mengembangkan kerpibadian kita. Selain itu kita juga perlu masukan-masukan dari orang lain agar kita mengetahui hal apa saja yang harus kita perbaiki. Sejatinya, salah satu ciri orang hebat yaitu ia yang sadar dan berani mengakui kesalahannya sendiri.

Sesuai pembahasan ini, para ahli psikologi juga ikut mengemukakan pendapat tentang hal buruk dalam diri individu, contohnya Sigmund Freud yang merupakan psikoanalisis menyebut bahwa hal buruk dalam diri individu dapat muncul dalam bentuk insting-insting primitif yang tidak terkendali seperti dorongan seksual atau agresi, serta hal buruk ini merupakan bagian dari struktur kepribadian manusia yang disebut “id”, yang perlu diatur oleh “ego” dan “superego” untuk menjaga keseimbangan dan menghidari konsekuensi negatif.

Carl Jung yang merupakan seorang psikologi analitis, juga memandang hal buruk dalam individu sebagai bagian dari apa yang disebut bayangan (shadow). Bayangan adalah aspek tak terkendali, tersembunyi, dan tidak disadari dari kepribadian individu ydang terdiri dari sifat-sifat negatif seperti kecemburuan, kemarahan atau ketakutan. Menurut Jung, mengakui dan mengintegrasikan bayangan dalam diri merupakan langkah penting dalam perkembangan diri.

Albert Bandura yang merupakan psikolog sosial juga melihat hal buruk dalam diri individu sebagai hasil dari pembelajaran melalui pengalaman sosial. Teori “belajar sosial” Bandura menyatakan bahwa individu dapat meniru perilaku buruk yang mereka  saksikan dan belajar untuk melakukannya melalui penguatan atau hukuman yang mereka alami. Hal buruk ini dapat meliputi perilaku agresif, kekerasa, atau perilaku antisosial lainnya.

Terakhir ada Lawrence Kohlberg yang merupakan psikolog perkembangan, Ia menghubungkan hal buruk dalam diri individu dengan perkembangan moral. Menurut teori “perkembangan moral” Kohlberg, setiap individu melalui serangkaian tahap perkembangan moral yang berbeda-beda. Pada tahap yang lebih rendah, individu mungkin terfokus pada kepentingan diri sendiri dan cenderung mengabaikan norma-norma dan hak-hak orang lain. Hal buruk dalam diri individu dapat tercermin dalam perilaku yang tidak etis atau tidak adil.

Selasa, 23 Mei 2023

HAL BAIK DALAM DIRI INDIVIDU

 


Pada kehidupan yang sedang kita jalani pastinya ada banyak hal yang terjadi. Entah apa yang kita lakukan berhasil atau tidak, benar atau tidak, dan masih banyak lagi. Salah satu contohnya adalah Ketika kta baru saja mengalami kegagalan atau kesalahan, kiita seakan mempunyai trauma terhadap kegagalan atau kesalahan tersebut. Kita berusaha sebisa mungkin untuk menghidari, dan bahkan membuat kita minder serta ketakutan untuk memulai fase baru dalam hidup kita. Sebenarnya ini merupakan suatu fenomena yang wajar. Namun, dibalik kegagalan atau kesalahan tersebut, tentu ada sesuatu yang bisa kita petik sebagai pembelajaran hidup.

Tuhan telah menciptakan manusia dengan seimbang, dengan memiliki sisi baik dan sisi buruknya. Ini semata-mata untuk menyeimbangkan kehidupan manusia itu sendiri. Jika manusia hanya diberikan kelebihan tanpa adanya kekurangan, maka tidak menutup kemungkinan manusia tersebut akan menjadi besar kepala dan menganggap dirinya yang paling hebat. Sebaliknya, jika manusia hanya diberikan kekurangan tanpa adanya kelebihan, maka tidak menutup kemungkinan manusia tersebut akan putus asa dalam hidupnya dan melakukan hal-hal gila yang di luar nalar.

Menurut Sigmun Freud yang merupakan seorang psikolog, menyatakan bahwa mengenali diri sendiri melibatkan pemahaman alam bawah sadar, termasuk memahami motif dan keinginan yang tersembunyi dibalik perilaku kita. Sementara itu Abraham Maslow yang merupakan seorang psikolog humanistik juga berpendapat, bahwa mengenali diri sendiri berarti mecapai potensi penuh sebagai individu. Ini melibatkan pemahaman tentang kebutuhan dasar dan kebutuhan pertumbuhan yang mempengaruhi perilaku dan tujuan hidup.

Setiap manusia tentu memiliki keunggulan atau kelebihan masing-masing. Ada yang cerdas, ahli, pintar, berbudi luhur, bijaksana, penolong, rajin, empati, dan sebagainya. Beberapa hal inilah yang dapat digunakan individu untuk meningkatkan kualitas kepribadiannya. Makin banyak sifat baik yang dimiliki seseorang, makin tinggi pula kualitas kepribadian orang tersebut. Hal ini juga akan berdampak kepada lingkungan dan rekam jejaknya dalam berperilaku.

Mengenali diri sendiri artinya mampu memahami apa kekurangan dan kelebihan diri. Apabila kita sadar apa kekurangan dan kelebihan kita, maka kita bisa memperbaiki diri dengan tidak melakukan kesalahan yang pernah dilakukan, dan disisi lain kita bsia menutupinya atau menyempurnakan kepribadian kita dengan kelebihan/keunggulan yang dimiliki. Perlu diingat, ketika kita mengetahui kelebihan/keunggulan diri, jangan sampai diri kita menjadi pribadi yang buruk, contohnya seperti menyombongkan kekuatan kita, menindas orang lain, menilai buruk orang lain, bertindak sesuka hati, dan sebagainya.

Seseorang yang sudah mengenali kemampuan atau keunggulan dirinya sendiri dapat dengan mudah memperbaiki kesalahan dengan kelebihan yang dimilikinya. Oleh karena itu, mari kita kenali diri sendiri baik, baik dari kelemahan maupun kekuatan yang dimiliki. Dengan begitu, resolusi memperbaiki diri di setiap pergantian tahun tidak hanya menjadi sebuah wacana belaka yang berkelanjutan.

Rabu, 03 Mei 2023

BERKENALAN DENGAN DIRI SENDIRI

Terkadang, manusia terlalu bermain peran menjadi orang lain saat dirinya berada di keramaian. Sering kali manusia lupa dengan dirinya sendiri dan terlalu mengikuti arus kehidupan. Akibatnya, orang tersebut kehilangan jati dirinya yang sesungguhnya. Lalu, siapa kita sebenarnya? Dari mana kita berasal? Apa tujuan hidup kita?

Pertanyaan-pertanyaan seperti ini kadang muncul ketika kita sedang sendiri atau sedang merenungi apa yang telah terjadi pada kita. Sebenarnya itu adalah hal wajar, dalam proses mengenal kepribadian diri, manusia  akan memiliki banyak pertanyaan mengenai dirinya sendiri ataupun tujuan dari hidupnya. Namun, yang lebih penting dalam mengenali diri sendiri adalah bahwa individu harus memahami potensi atau sikap serta sifat yang ada dalam dirinya sendiri, sebab kepribadian seseorang biasanya terletak pada ketiga hal tersebut dalam menjalani kehidupannya.

Tidak jarang pula kita mampu mengenali seseorang dengan cukup dalam, tetapi kita sendiri tidak cukup mengenali diri kita sendiri. Mengenali diri sendiri berarti menerima keadaan apapun yang kita alami dan ikhlas menjalani kehidupan ini. Kita sering dihadapkan dengan keadaan yang cukup sulit. Dengan mengnali diri sendiri, maka pilihan atau permasalahan yang sedang di hadapi dapat diselesaikan dengan baik.

Beberapa contoh yang sering kita jumpai atau kita alami sendiri ialah tentang sebuah perjalanan hidup yang berbeda dari keinginan awal kita, misalnya sejak kecil berada di lingkungan tertentu kemudian lanjut dengan dunia pendidikan, setelah itu memasuki dunia kerja, kemudian mulai berkeluarga, dan seterusnya. Ternyata hidup yang kita jalani mulai berubah dan tidak selalu sesuai dengan apa yang kita harapkan, apakah pekerjaan kita berbeda dengan latar belakang pendidikan kita, atau pekerjaan kita saat ini berbeda dengan latar belakang pengalaman kerja sebelumnya, dan masih banyak lagi.

Seiring berjalannya waktu dan kejadian yang kita alami, maka disitulah kita mulai mengenali diri kita  siapa sebenarnya. Kita juga bisa mengambil hikmah serta pelajaran dari apa yang telah kita lakukan. Jadi, mulailah kenali diri anda dan kenali tujuan hidup anda sebaik mungkin serta usahakan dapat memberikan manfaat positif.

Berikut ada beberapa tips yang dapat membantu anda dalam mengenali diri sendiri:

1. Refleksi diri: Luangkan waktu untuk merenungkan tentang diri anda. Pertanyakan apa yang Anda sukai, apa yang membuat anda bahagia, apa yang membuat anda marah atau frustasi, apa yang menjadi nilai-nilai penting bagi Anda, dan apa yang membuat Anda merasa hidup dan bermakna. Tulislah pemikiran-pemikiran Anda dalam sebuah jurnal untuk membantu merangkum dan merefleksikannya.

2. Pahami kekuatan dan kelemahan Anda: Identifikasi kekuatan-kekuatan yang dimiliki dan kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki. Pertimbangkan feedback dari orang lain dan pemahaman anda tentang kemampuan diri sendiri. Dengan memahami kekuatan dan kelemahan, Anda dapat memanfaatkannya dalam mencapai tujuan dan mengatasi tantangan yang ada.

3. Identifikasi minat dan passion: Cari tahu apa yang membuat anda antusias dan bersemangat. Tanyakan pada diri sendiri apa yang membuat Anda merasa bersemangat dan terinspirasi. Identifikasi bidang-bidang yang menarik minat Anda dan cari tahu lebih banyak tentang hal bidang tersebut. Melibatkan diri dalam kegiatan yang sesuai dengan minat dan passion dapat membantu Anda mengenali diri sendiri lebih baik.

4. Kenali nilai-nilai Anda: Pahami apa yang penting bagi hidup Anda. Identifikasi nilai-nilai inti yang membimbing keputusan dan tindakan Anda. Sebagai contoh, apakah itu integritas, keadilan, atau kreatifitas yang penting bagi Anda? Dengan mengetahui nilai-nilai Anda, Anda dapat hidup sesuai dengan prinsip-prinsip yang penting bagi diri Anda.

5. Kelilingi diri dengan lingkungan yang mendukung: Cari tahu jenis lingkungan dan orang-orang yang membantu Anda menjadi  versi terbaik dari diri sendiri. Temukan lingkungan yang mendukung dan memotivasi Anda untuk tumbuh dan berkembang. Hindari lingkungan yang merendahkan atau menekan diri Anda.

6. Teruslah belajar dan eksplorasi: Selalu terbuka untuk belajar  dan mencoba hal-hal baru. Jangan takut untuk mengambil resiko dan mengekplorasi minat baru. Melalu eksplorasi, Anda dapat menemukan potensi dan bakat yang mungkin belum Anda sadari selama ini.

7. Terlibat dengan diri sendiri secara positif: Berikan waktu untuk merawat diri sendiri dan menghargai diri sendiri. Pelajari cara mengelola stres, menjaga kesehatan fisik dan mental Anda, dan melakukan kegiatan yang memberikan kebahagian dan keseimbangan dalam hidup Anda.

Proses mengenali diri sendiri adalah perjalanan pribadi yang unik untuk setiap individu. Pentingnya untuk memberikan waktu dan kesabaran pada diri sendiri selama proses ini, dan disamping itu, mempertimbangkan mendapatkan dukungan dari profesional psikolog atau semacamnya.

BERANI BERTINDAK, BERANI BERTANGGUNG JAWAB?

Dalam kehidupan sehari-hari tentu saja kita pasti melakukan sesuatu kegiatan, entah itu berdasarkan kebutuhan atau hanya sekedar keinginan d...